FMIPAK Unima Dorong Pembelajaran Biologi Kontekstual di Pulau Terluar Sulawesi Utara

TONDANO — Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPAK) Universitas Negeri Manado (UNIMA) melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat pada tanggal 5–10 Juni 2025 dengan tajuk “Karakterisasi Pembelajaran STEM dengan Pendekatan Problem Based Exploratory Berbasis Biodiversitas Lokal di SMA Pulau-Pulau Terluar Sulawesi Utara.”

Kegiatan yang berada di bawah koordinasi langsung Rektor UNIMA dan Dekan FMIPAK ini menyasar sekolah-sekolah di wilayah kepulauan Sitaro dan Talaud, dua kawasan terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina. Daerah ini dipilih sebagai lokasi utama karena memiliki tantangan serius dalam implementasi pendidikan sains dibandingkan dengan sekolah di wilayah perkotaan.

Ketimpangan akses terhadap pendidikan masih menjadi persoalan mendasar. Sekolah di wilayah perkotaan umumnya telah dilengkapi dengan infrastruktur dan fasilitas yang memadai serta memiliki akses terhadap guru berkualitas. Sebaliknya, sekolah-sekolah di daerah kepulauan terpencil masih menghadapi keterbatasan sumber daya, baik dari segi tenaga pendidik, sarana belajar, maupun dukungan masyarakat. Kondisi ini turut memengaruhi kualitas pembelajaran siswa, termasuk faktor latar belakang budaya dan komunikasi antara sekolah dengan orang tua

Dalam konteks ini, FMIPAK UNIMA melihat pendekatan pembelajaran di luar ruang sebagai solusi potensial. Pulau-pulau terluar tersebut memiliki kekayaan biodiversitas hayati, mulai dari ekosistem mangrove hingga terumbu karang, yang tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah di perkotaan. Biodiversitas tersebut dinilai sangat relevan sebagai objek pembelajaran biologi yang bermakna dan kontekstual.

Namun, potensi alam yang begitu besar ini belum banyak digunakan dalam proses pendidikan formal. Bahkan, masyarakat lokal sebagian besar belum mengenal kekayaan hayati di lingkungan mereka secara ilmiah. Ketidakhadiran paket pembelajaran yang mengintegrasikan biodiversitas laut sebagai media pembelajaran biologi menjadi penyebab utama.

FMIPAK UNIMA melalui tim penelitinya yang terdiri dari Dr. Femmy R. Kawuwung, M.Si., Dr. Ferny M. Tumbel, M.S., Musmah Rukmana, M.Pd., dan Fanny N. Nanlohy, M.P. berupaya merumuskan pendekatan baru yang menempatkan eksplorasi biodiversitas sebagai inti dari metode pembelajaran. Problem Based Exploratory Learning dipilih sebagai pendekatan untuk mendorong siswa mengenal lingkungan mereka melalui proses ilmiah.

Biodiversitas laut daerah kepulauan perlu dikaji lebih dalam dari berbagai aspek biologi: ekologi, morfologi, anatomi, biokimia, taksonomi, hingga genetika. Hasil penelitian ini akan dikembangkan menjadi materi ajar yang relevan dengan lingkungan tempat tinggal siswa. Pembelajaran menjadi lebih konkret, membumi, dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam memahami prinsip-prinsip biologi melalui objek nyata.

FMIPAK UNIMA meyakini bahwa riset dasar biodiversitas hayati laut di daerah kepulauan bukan hanya penting untuk sains, tetapi juga strategis untuk membangun ekosistem pendidikan yang inklusif dan berakar pada potensi lokal. Upaya ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menjembatani kesenjangan pendidikan antara pusat dan pinggiran serta membangun kesadaran ekologis generasi muda di wilayah perbatasa